Monday, June 30, 2014

Marhaban Ya Ramadhan 1435H, Semoga Allah Menjadikan Ramadhanku Tahun Ini Penuh Berkah.

Ramadhan telah hadir, bulan yang dinantikan oleh kita sebagai muslim tengah kita lalui. Walaupun ada perbedaan penetapan satu Ramadhan 1435H kemarin, semoga tak mengurangi kekhusyu'an dan keikhlasan kita dalam mengisi bulan penuh berkah ini dengan aktivitas amaliah yang kelak akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Di samping itu, kita juga berharap aktivitas puasa di bulan mulia ini dapat lancar dan selesai hingga pada penghujungnya kita memasuki bulan Syawal 1435 Hijriah dalam keadaan yang fitri dan mendapatkan ampunan (maghfiroh) dari Allah.

Sebagai seorang PNS saya ingin sedikit memberi masukan kepada saudaraku para PNS lainnya agar banyak memohon ampunan kepada Allah dalam bulan Ramadhan ini, mengapa? Karena sesungguhnya banyak saya temui rekan-rekan sekalian yang terjerat pada dosa-dosa besar. Berapa banyak di antara kita yang tidak sabar di bulan ini, marah-marah kepada anak, membicarakan kejelekan saudara, tetangga dan teman dekat yang sebenarnya telah berbuat baik kepada kita. Melakukan namimah atau adu domba baik sengaja ataupun tidak dan lain sebagainya.
Di bulan ramadhan kali ini juga banyak sekali berita yang abu-abu dan potensial untuk menimbulkan dosa besar, seperti kampanye hitam (black campaign) capres dan cawapres. Beritanya begitu santer, satu menyerang yang lain dengan berita-berita yang bisa jadi banyak kebohongan di dalamnya, jadi saya menghimbau agar jangan masuk ke berita-berita yang tidak jelas kebenarannya. Apalagi dengan mengkampanyekan salah satunya. Saya sendiri seorang PNS yang tidak menggunakan hak pilih saya karena pertimbangan ideologi bahwa satu diantara dua tersebut tidak ada yang berniat menerapkan syariat Islam. Itulah alasan saya tidak memilih baik dari awal saya diberi hak memilih hingga sekarang. Apa saya melanggar UU saat ini ketika tidak menggunakan hak pilih? Tidak, saya tidak melanggar.
Riba, inilah yang sangat vital karena banyak diantara PNS yang terjerat dengan transaksi ini. Mereka meminjam uang di bank dengan imbalan bunga. Inilah transaksi riba, yang merupakan salah satu dosa besar yang ditulis dalam sebuah kitab berjudul "Al Kabair" atau Dosa-dosa Besar yang ditulis oleh Imam Adz Dzahabi rahimahullah. Hutang yang saat ini masih tersisa lunasilah karena memang wajib dilunasi hingga tak ada lagi transaksi hutang riba lagi. Kalau tidak sanggup maka jangan ditambahi hutang lagi, karena semakin menambah dosa. Hidup hanya sebentar, jauhilah maksiat sebisa mungkin. Insyaa Allah hidup akan menjadi berkah.
Saya saat ini tidak memiliki hutang riba dan insyaa Allah tidak ada niat untuk riba. Memang ada konsekuensinya, hingga saat ini saya tidak punya rumah, dulu 8 tahun ngontrak rumah hingga saat ini saya tinggal dengan mertua, sebagai bentuk pengabdian kepada orang yang sudah sepuh atau tua dan sendiri di rumah yang dicintainya. Ya, saya niatkan untuk ibadah saja dan ternyata Allah banyak memberikan keberkahan dalam hidup kami, meskipun pas-pasan namun setiap ada kebutuhan yang mendesak selalu ada jalan untuk memenuhinya. Gaji yang diterimakan setiap bulan-pun penuh dan penyesuaian ijazah relatif normal, setelah dulu sempat terkendala ketika masih hidup ngontrak. Inilah hidup saya, walaupun saya tidak punya rumah, mobil, lahan ataupun yang dibanggakan oleh para penghutang riba, insyaa Allah hati tetap tenang. Alhamdulillah.
Saudaraku, itulah sedikit tulisan saya kali ini yang merupakan opini pribadi saya ketika bulan Ramadhan 1435 Hijriah ini. Semoga tetap menjalani bulan penuh berkah ini dengan memperbanyak ibadah, ketaatan, dan menjauhi dosa serta senantiasa meminta ampunan kepada Allah, sehingga tak sekedar Gaji 13 yang turun tetapi juga kebaikan dari Allah dalam setiap apa yang kita miliki.

No comments:

Post a Comment